Monday, August 28, 2006

ough!

belum... nanti....kapan...sekarang...
ngga bisa....malas...capek....

aku perlu kamu...tidak....
jangan senyum....bosan...diam....

tertawa...gerah...
terdiam...sendu...

kernyit...kalut...

Tuesday, August 22, 2006

kekacauan beruntun

Tidak ada “dramatisasi” dalam blogku kali ini. Kejadian ini nyata terjadi kepadaku mulai hari Sabtu sampai Senin kemarin.

Kalau diingat-ingat, “kekacauan” – kekacauan yang terjadi itu seperti ini.

1. saat aku shooting presenter di Studio 2, untuk program tayang Rabu. Namun, gagal total, karena hasilnya “scratch” dan tidak bisa diulang karena host-nya siaran lagi di radio. :p

2. saat aku potong rambut di sebuah tempat pangkas. Tarif pangkas yang biasanya hanya Rp. 7000; - di sekitar kostku di "padang bulan" sana – tiba-tiba menjadi Rp. 20.000; (hampir 300 %) saat aku potong rambut di Jalan M.Yamin. Medan, terang saja, harga ini membuat aku sangat terkejut, karena tidak ada perbedaan “hasil” sama sekali di antara kedua tempat ini, perih dan panas yang biasanya terasa sehabis “cukur” masih terasa juga, tetapi sudahlah, semua sudah selesai dipotong, - itu jadi pertama dan terakhir kali buatku potong rambut di tukang pangkas aneh seperti itu –

3. aku permisi dari kantor untuk pulang lebih awal karena aku ingin balik ke Kabanjahe, dengan alasan nanti terlalu malam sampai di sana. Awalnya cuaca cerah, tetapi berubah 180 0 begitu aku tiba di kost. Hujan memaksaku untuk menunda keberangkatan selama 2 jam. Dan kena marah “ supir angkot” juga saat aku memintanya menepi ke tempat yang agak kering. “sok ngatur ko, mana ada jalan kering hujan deras kek gini” alah…aku hanya bisa tersenyum.

4. Macet!!! Karena hujan, jalanan jadi banjir, ditambah jumlah mobil yang membludak karena libur sampai hari Senin :p

5. pulsa habis, duit di dompet Rp.30.000; ya udah, ke ATM saja, jalan di tengah panasnya mentari, sampai di Bank Mandiri ada tulisan “maaf untuk sementara ATM ini tidak bisa digunakan, coba kunjungi ATM terdekat lainnya”(di Kabanjahe hanya ada 1 ATM Mandiri, Pal)

6. SMS 5 teman di Kabanjahe, mo ngajak jalan, bisa ya tidak ada seorangpun yang balas??? Ditambah charger Hp, ketinggalan, (sony ericsson bukan Hp sejuta umat) terpaksa niat jalan batal, udahlah balik ke Medan saja lagi…

7. sampai di Medan, alah…charger buat Mp3. playerku ketinggalan di Kabanjahe gubraaaaaak!!! Payah!!!

Wednesday, August 16, 2006

17 Agustus


Saudara-saudaraku sebangsa dan setanah air…besok akan jadi 17 Agustus ‘pertama’ yang aku lewatkan bukan di Kabanjahe. Dari mulai aku masih duduk di bangku SD, sampai 2005 kemarin, saat aku sudah bekerja, aku selalu menikmati perayaan kemerdekaan ini di Kabanjahe.

Jadi teringat saat masih sekolah dulu, kami biasanya melakukan upacara di Lapangan “Samura”.
Di sini kami bertemu dengan ribuan murid dari sekolah lain, dan setelah itu ikut pawai keliling kota Kabanjahe. Tidak hanya itu, masing-masing sekolah – mulai SD sampai SMU- mempunyai ‘drum-band’ biar lebih semangat. Biasanya aku dan beberapa teman, suka melihat aksi para ‘mayoret’ yang berpakaian ‘sexy’ dengan dandanan ‘heboh’ pokoknya buat senang mata.

Kota Kabanjahe yang kecil, berubah menjadi kota yang padat, ribuan orang turun ke jalan-jalan menyaksikan meriahnya perayaan kemerdekaan. Aksi yang paling menarik minat pengunjung adalah, penghormatan para mayoret di hadapan Bupati dan pejabat. Mereka biasanya berlomba menampilkan performance yang berbeda dan paling unik. Walaupun cuaca panas, tapi semuanya semangat.

Dan ini pasti tidak terjadi tahun ini, karena besok, aku punya tugas. Liputan tentang perayaan 17 Agustus di sebuah kelurahan di kota Medan. Yah, mau bagaimana lagi, namanya juga resiko pekerjaan. See you next year, Kabanjahe.

Monday, August 14, 2006

good bye my friend!


Medan sangat cerah hari ini, kontras dengan suasana hatiku yang begitu mendung. Hari ini, (14 Agustus 2006) seorang teman kerja pamit / resign dari kantor untuk melanjutkan kuliahnya di Yogyakarta sana.

Okinawa- ( He is not a japanese, everybody!! ) Tobing, teman kerja yang menurutku mempunyai personality yang luar biasa. Why?

Oki, setiap hari raut mukanya selalu ceria, meskipun aku tahu, tugasnya di sini, bisa sangat membosankan – itu yang membuat rekan yang dahulu stay di bagian ini memilih mundur.

Namun, itu tidak berlaku baginya, aku tidak pernah mendengar dia mengeluh, atau raut keletihan terpancar di wajahnya, semua menyenangkan baginya.

Tidak ada kata-kata emosi yang keluar dari mulutnya, meskipun perbedaan karakter sangat terasa di sini, dan perbedaan ini begitu sering menjadi awal munculnya sentimen di antara rekan kantor. Ajaibnya, meskipun dia terbilang orang baru di sini, dan lebih muda dariku, ia bisa meredam segala perbedaan itu dan bersikap sama kepada setiap orang. Hal yang begitu mustahil untukku. :p

Dia orang yang bertanggung jawab dan sadar dengan deskjob-nya. Itu sebabnya, dia dengan cepat mendapat kepercayaan dari pimpinan, termasuk kepercayaan-ku juga. Coz I know, he is worth for it.

Dan dia, pernah membuatku begitu salah tingkah, -ingat gak saat kita makan berdua di Texas- (hutang dariku ), karena aku langsung sambar makanannya, sementara kamu masih sempat berdoa, gila jujur aku bingung bgt saat itu.

Namun aku tahu, kamu ngga mau nge-hakimin, kamu hanya senyum saat itu, sambil nunjuk ke kalung salib di leher-ku :p

Ok, my bro! aku tahu kamu pergi untuk masa depan yang lebih baik lagi, meski berat, aku yakin, kamu pasti bisa, & jangan lupa, kalo nanti kamu jadi orang sukses jangan lupa sama kita di sini. Take care and bye!!

Monday, August 07, 2006

diam

Diam, mungkin itu yang harus kulakukan untuk beberapa saat ini. Yah setelah beberapa kali aku harus kecewa dengan orang-orang yang tidak sadar akan apa itu namanya tanggung-jawab.
Dengan cara ini, mungkin bisa menjadi alternatif bagiku untuk situasi ini.

Aku tidak bisa untuk selalu mengerti mereka, dengan segenap masalah yang mereka punya – meskipun itu muncul karena kesalahan mereka sendiri. Selama ini, aku mencoba menunjukkan mood yang bagus di depan mereka, meskipun sebenarnya aku harus berjuang keras untuk itu, memberi senyum, bertanya kabar, menjadi pendengar yang baik dsb…

Aku teringat kata “ what do u get and what do u give” Ok, aku merasa sudah cukup berkorban selama ini, dan sekarang I don’t care, kita semua punya tanggung jawab di sini. Tanggung jawab yang sudah dibandrol dengan gaji. Kalau bandrol harga kita sama, why should I?