Thursday, June 28, 2007

kerja tahun

“silahkan, kalo memang tidak merepotkan”
jawaban dari atasanku di kantor, membuat semangatku bertambah, saat aku memberanikan diri meminta ijin untuk meliput acara Kerja Tahun ( pesta tahunan) di Perbesi, Sabtu kemarin.

Jadi, sekalian aku berkumpul dengan sanak saudara, aku juga membawa misi lain (alah) bukannya etnis-sentris, atau narsis, sehingga aku sangat semangat melakoni tugasku kali ini, tapi lebih kepada tantangan bagaimana aku dapat menceritakan tradisi yang sudah akrab denganku sejak kecil, kepada khalayak lain.

Memang, acara Kerja Tahun, sudah sering dibahas di media lain, namun untuk TV Lokal, ini kesempatan yang pertama, wajar kalau aku merasa tertantang dan begitu semangat.
Jam 6 sore, aku tiba di kabanjahe, fhuhhhh…udara dingin kota kelahiran ini, membuatku harus memakai jaket tebal yang kubawa dari Medan, seperti janji sebelumnya, kita akan berangkat ke Perbesi, Minggu paginya, (tidak masalah) tapi yang jadi masalah saat mati lampu mulai jam 7 malam sampai 11 malam, gubraaaaaak!

Paginya, kami berangkat ke Perbesi, melalui jalan lintas propinsi yang rusak parah seperti kubangan kerbau, akibatnya naik mobil sambil ajut-ajutan. Satu jam setengah kemudian, kamipun tiba di rumah pak uda, seperti biasa, langsung disuruh makan, and look at that…my favourite terites ( sop hijau / soto karo ) setelah berbincang akupun dipersilahkan melanjutkan misi ku, mengambil gambar untuk bahan liputan, gambar cimpa unung-unung dan terites, selesai…next aku butuh gambar tudung, atau pakaian adat yang dipakai gadis karo.

Tetapi apa daya, dari informasi yang kudengar, acara gendang guro-guro aron, tidak akan dilangsungkan saat siang dan sore hari, jadi kalaupun aku ingin mengambil gambar, paling tidak aku harus menunggu jam setengah 10 malam, akhirnya aku memutuskan untuk menginap, dan senin pagi, langsung berangkat ke Medan (perlu waktu 4 jam, tiba ke Medan).

Saatnya pun tiba, meski disertai hujan gerimis, dan udara dingin, aku berhasil mengabadikan beberapa gambar, yang akan dipakai untuk melengkapi bahan liputanku kali ini, wah...puas dan bangga, bercampur dengan rasa letih, tidak sabar melihat bagaimana hasil tayangannya besok.

Sampai jumpa tahun depan!!!

Thursday, June 21, 2007

Stop it!

Bisa ceritakan kepadaku, bagaimana rasanya bekerja dalam rasa ketidak puasan?
Bagaimana kamu bisa bertahan melewatinya?
Jika setiap hari kamu hanya bisa mengeluh dan mengeluh, soal gaji, atasan, atau teman-teman kerja di kantor.

Seingatku, tidak pernah ada rasa puas dalam dirimu, kamu tidak merasa capek, berkeluh kesah kepada setiap orang yang kamu temui.

Dulu aku masih mau mendengar keluh kesahmu, dan berada di pihakmu, tapi sekarang aku merasa semua itu tidak ada guna.
Semua keluh kesahmu, hanya membuat pikiranku menjadi "butek", skeptis, dan ah..aku tak tahu memilih kata yang tepat.

Satu saranku buatmu, cobalah hilangkan kebiasaan "berpikir negatif"
Dan hentikan semua keluh kesahmu, jika memang tidak puas dengan kondisi saat ini, mengapa tidak enyah dan cari tempat lain saja??

That's much better i think

Wednesday, June 06, 2007

fiber twig





Seminggu belakangan ini, aku memiliki kebiasaan baru di kantor. Kebiasaan yang pasti membuat bossku, geleng-geleng kepala :), dan agak merasa kurang senang.
Yak..ada sebuah permainan baru di computer kantor. Namanya Fiber Twig ( mungkin banyak di antara teman-teman yang sudah tahu game ini), sebuah permainan yang membuatku kecanduan, hampir setiap waktu, aku ingin memainkannya, apalagi jika ada waktu senggang meski sebentar.
Sudah lebih 3 kali, boss menegurku saat melihat aku sibuk memainkannya, tapi apa daya, aku tidak mampu melawan godaannya huh..

Permainan ini mengharuskan kita untuk menyusun kepingan-kepingan yang hilang dan membentuk rangkaian pipa. Dengan tingkat kesulitan yang berbeda pada setiap levelnya, kita harus menjaga jangan sampai kolom yang paling bawah penuh dengan kepingan yang muncul setiap detik.

Ada ketegangan saat, kepingan yang kita tunggu – tunggu tidak muncul, akibatnya kita tidak dapat menyambung ke bagian yang lainnya, nah..di sinilah kita harus pintar untuk membuat jalan yang baru dengan kepingan yang tersedia. Selain berpikir cepat, kita juga dituntut tenang, agar tetap bisa menyusun kepingan yang bentuknya aneh.

Saat ini aku sudah sampai di lebel 10, jauh mengungguli seorang rekan kantor yang belum pernah sukses melewati level 4 hahaha…( dia semakin sedih saat aku mengatakan kalau game ini berhubungan dengan tingkat kecerdasan seseorang ).

Nah..bagi teman-teman yang tertarik, silahkan lihat di situsnya.

Saturday, June 02, 2007

kisahku

www.yakita.or.id/.../data/1109757027_child42.gif
Siang, panas......."Ok, kita berangkat sekarang" ujarku kepada dua orang relawan PMI yang ikut dalam perjalananku keliling Aceh selama 1 minggu.Kami baru saja selesai memberikan bantuan kepada korban banjir di Aceh Timur dan harus segera ke Aceh Tamiang, tepatnya kota Kuala Simpang. Ini merupakan program dari NGO tempatku bekerja dan untuk memastikan pendistribusian tepat sasaran, aku ditugaskan mendampingi kegiatan ini. Aku menyukai kegiatan ini sekaligus untuk melepas rasa penat di kantor.
New adventure, gumamku dalam hati ketika bosku menyuruhku berangkat.
Jam menunjukkan pukul 07.30 malam ketika kami sampai di kota Kuala Simpang yang notabene hanya berjarak 3 jam dari Medan (pengen pulang, hiksss), but..............oh My God, mati lampu. Aku mulai ngedumel dalam hati dan sedikit lupa tujuan utama perjalanan ini yaitu menolong orang-orang lemah dan miskin.Akhirnya kami ketemu dengan Ketua PMI disana yang berbaik hati mengantarkan kami mencari hotel. Beliau bilang cuma ada dua hotel di kota ini dan salah satunya sudah penuh
............................................
Sampai di hotel, aku pesan kamar standar (dan ternyata ini yang terbaik yang mereka punya)...not bad." Sh****t" teriakku."Ga ada kamar lebih baik mas? Gimana bisa tidur disini, pengap dan kamar mandinya kotor sekali", ucapku dengan nada marah, kesal, capek yang nyampur jadi satu."ACnya ga dingin", ujarku lagi dengan sinis." Mba, ini yang terbaik yang ada disini", jawab si mas dengan cuek. Aku semakin kesal.
Padahal besok kami harus ke lokasi yang cukup jauh dari kota dan akan langsung melanjutkan perjalanan ke Aceh Utara, I need better room!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Tidak ada pilihan lain, aku letakkan beberapa kaosku di atas kasur sebagai alas untuk aku bisa tidur karena seprei yang ada menjijikkan (menurutku). Dan masih subuh, aku sudah bangun dengan rasa kesal yang sampe ke ubun2 karena ga bisa tidur (sialan.....gumamku)
............................
"Ok bu, kita harus naik perahu motor kurang lebih 4 jam untuk sampai ke desa tujuan", ucap pak Abul, sang ketua PMI."Ok pak, ", tanpa semangat aku menjawabnya. What next??? tanyaku dalam hati sepanjang perjalanan yang amat membosankan. Aku mengambil beberapa photo untuk mengusir kebosanan dan kantuk yang menyerang karena kurang tidur. Dan akhirnya, aku tertidur, kira2 1 jam
.................
DI kejauhan , aku melihat tenda-tenda warna biru, abu-abu dengan tulisan UNICEF, WFP, dan IFRC. OK, here we are. Akhirnya kami sampai.Relawan-relawan PMI segera membongkar barang dari perahu dan membawanya ke perumahan, atau tepatnya ke tenda-tenda tempat pengungsian.
Aku terhenyak....ga bisa berkata-kata.Dihadapanku, di tenda yang sangat kecil dan ga layak, tidur dengan tenang seorang bayi ditemani kakaknya yang mungkin baru berumur 4 tahun. Seketika, ada badai di dalam dadaku.Di ujung sana, ada anak kecil yang belajar dilantai tanah tendanya, dan malu-malu ketika aku hampiri......Ada seorang ibu yang sedang mencuci di keruhnya air sungai yang menghanyutkan rumahnya.
ArgghhhhhhhOh My God, forgive me!!!!!!!!!!!!!
Kondisi mereka sangat menyedihkan, tapi mereka masih bisa hidup normal dan kelihatannya bahagia.Mereka cuma tidur di atas ala2 plastik, beratapkan tenda yang sudah mulai bocor di beberapa sisinya.Aku ingat umpatan2 yang keluar dari mulutuku gara-gara AC yang ga dingin di hotel, seprei yang ga bersih, dan kamar mandi yang ga nyaman......
Ada airmata diujung mataku, aku berusaha menahannya.
Kenapa aku begitu sombong? Mengeluh dengan hal-hal yang masih bisa aku jalani, dan sangat layak dibanding mereka? Kenapa aku ga bisa bersyukur dengan kehidupanku yang jauh lebih baik dari yang mereka jalani? Kenapa aku selalu merasa hidupku berat? Merasa penderitaanku adalah yang terberat?Padahal masih banyak orang-orang yang tidak seberuntung aku.
Yesus, maafkan aku........gumamku
......................
Hari itu, tepat di hari kenaikan Yesus Kristus, aku mendapat pembelajaran dari Tuhan."Mengucap syukur dalam segala" itu adalah hal terindah yang bisa aku lakukan untuk semua berkat Tuhan.Aku cuma mau berbagi cerita ini buat temen-temen semua karena aku benar2 disadarkan waktu itu tentang hidup dan kehidupan. Dan di sepanjang perjalananku, banyak hal yang membuat aku semakin bersyukur lagi. Mudah2an, bisa bermanfaat.
GBU
Marny