Wednesday, September 12, 2007

goes to malaysia


Keberangkatanku ke Malaysia pada 29 Agustus yang lalu, ditengah maraknya aksi yang memprotes kasus pemukulan ketua wasit karate Indonesia, oleh beberapa Polis Diraja Malaysia. Selain protes di kedutaan besar negeri Jiran ini, ada juga seruan dari beberapa pihak untuk memutuskan hubungan diplomasi dengan Malaysia, terang saja, peristiwa-peristiwa ini sedikit banyak membuat tidak nyaman bagiku, bukan hanya aku pribadi, keluarga juga merasa enggan, jika saat itu aku harus berangkat ke sana, namun karena ini tugas dari kantor, mereka tak bisa berbuat apa-apa, dan akhirnya selama 11 hari aku akan berada di negara yang sedang diprotes banyak masyarakat Indonesia ini.


Tiba di Kuala Lumpur International Airport ( KLIA ), hawanya sangat berbeda dengan Polonia (hiks..) tidak usahlah saya gambarkan di sini.

Sempat tertahan juga di Imigrasi Malaysia, karena urusan Visa, tetapi akhirnya semuanya beres setelah pihak Tourism Malaysia menjelaskan jika kedatangan kami adalah untuk meliput perayaan kemerdekaan Malaysia yang ke 50.

Setelah dijemput oleh guide, perjalanan kami yang pertama, sekaligus tempat untuk menikmati makan siang adalah Putra Jaya. Van yang membawa kami pun menuju ke Putra Jaya, sebuah kota baru yang disiapkan sebagai pusat pemerintahan, selama perjalanan Mr. Jensen ( guide kita) menjelaskan sejarah KLIA dan kota Putra Jaya dengan semangat.... bagus!!!

Yang aku tunggu dalam perjalanan ini adalah melihat kota Kuala Lumpur, apalagi menara twin tower yang terkenal itu, akhirnya setelah menanti selama lebih kurang setengah jam, dari kejauhan aku dapat melihat kendaraan kami semakin mendekat ke twin tower.

Aku tersadar ketika guide kami mengatakan bahwa kami sudah tiba di hotel. Namanya hotel Prince, sebuah hotel bintang 5 yang letaknya dekat sekali dengan Twin Tower. Bahkan dari kamarku, kita bisa melihat menara kembar ini dengan jelas. Awal yang bagus ucapku dalam hati.

Setelah itu, kami pun mulai "ber-jibaku" meliput semua kegiatan dalam rangkahari kemerdekaan, selain itu kami juga dibawa ke beberapa tempat wisatayang ada di kota Kuala Lumpur, Langkawi, dan Malaka. Dengan segala kelebihan fasilitas yang ada.
Selama itu pula aku terus bertanya dalam hati, mengapa negaraku tidak bisa seperti ini, apa karena terlalu luas?, penduduk terlalu banyak?, padahal negeriku lebih kaya, lebih indah, apa yang menjadi masalahnya?

Mudah-mudahan nanti suatu saat, kita bisa seperti mereka, atau bahkan melampaui, sama seperti musik Indonesia yang saat ini sedang merajai di sana, nanti bukan hanya musik, namu juga ekonomi, olahraga, teknologi dan semuanya...tetap berjuang negeriku Indonesia.