Untuk dona, adikku...
Aku baru menyadari, sudah sangat lama aku tak mendengar suara tawamu, atau sekedar melihat senyum menghias wajahmu...
Yah, sudah teramat lama memang, aku rindu melihat senyum yang dulu selalu mampu meluluhkan hati setiap orang yang melihatnya, dan mendengar candamu yang memenuhi rumah ini. Namun semuanya kini telah hilang entah kemana...
Heran...
Aku ingin tahu siapa pencuri yang telah merampasnya darimu, hingga akhirnya kutemukan sebuah kenyataan yang membuatku terdiam...
Maafkan aku...
Yang telah menganggap engkau sebagai sainganku dalam keluarga kita
Mencoba merebut semua perhatian hanya untukku, membiarkan engkau sendirian dalam kebingunganmu...
Dona kecil yang butuh perhatian dari seorang abang, namun aku terlalu sibuk dengan duniaku sendiri.
Membuat engkau mencari dengan caramu sendiri, kebahagiaan dan perhatian yang engkau temui di luar sana, pada akhirnya membuat kita semakin terpisah jauh...
TUHAN...
Andaikan waktu dapat kuputar kembali...
Aku ingin mengulang saat-saat indah itu...
Aku janji, kita akan berbagi adik kecilku,
Aku akan mengajarimu, semua yang ingin kau mengerti,
Memberikan perhatian layaknya seorang abang kepada adiknya,
Membawamu jauh dari mereka yang ingin menyakiti dan merusak hidupmu,
Dan aku akan selalu berusaha menjadi "sahabat terbaik untukmu"
Sekali lagi...adikku sayang,
Maafkan abangmu yang egois ini !!!
Showing posts with label My Family. Show all posts
Showing posts with label My Family. Show all posts
Thursday, October 18, 2007
Monday, August 13, 2007
bang Candra
Aku memanggilnya bang Candra, sepupuku dari ibu. Di antara semua saudara sepupuku dari Ibu, aku paling dekat dengan bang Candra, meskipun usia kami terpaut 3 tahun itu tidak menjadi masalah buat kami,aku ingat, saat masih duduk di SD, jika liburan sekolah kami sering menghabiskannya di kampung iting (nenek). Biasanya kami janjian terlebih dahulu, karena tempat kami tinggal yang berjauhan, dia di Sialang Buah, dan aku di Kabanjahe.
Saat berada di kampung iting, maka kami akan diajak ikut ke Ladang, mencari kayu bakar, mencari ikan di sungai, bahkan diajari bercocok tanam. Hampir semuanya bisa dikerjakan oleh bang Candra, mulai memanjat pohon jambu air yang tinggi, membuat kandang ayam, memperbaiki alat-alat yang rusak, sampai mengangkat air dari sungai untuk keperluan dapur.
Sebagai seorang abang, bang Candra juga termasuk abang yang sangat baik menurutku. Aku yang sering ngambek minta pulang saat iting mulai cerewet, selalu bisa dihibur dan dibujuknya dengan segala cara, hingga akhirnya akupun luluh.
Pernah bertengkar?
sering, bang Candra akan sangat marah jika aku mengatakan dia cocok dengan "^%&$#". Anak perempuan sebaya dengannya, entah mengapa dia sangat tidak menyukainya. Dia akan segera memelintir tanganku, sampai aku berteriak minta ampun! dan berjanji tidak mengulanginya,
tapi ada juga seorang kakak di kampung itu yang diam-diam disukai bang Candra dan...akhirnya kini menjadi istrinya *selamat !!
Kini, sudah lebih dari 7 tahun, kami tidak pernah lagi bertemu. Semenjak aku masuk kuliah pada tahun 1999, kami seperti kehilangan kontak. Hanya kabar - kabar yang kudengar dari iting, kalau sekarang Bang Candra sudah menetap di Riau bersama keluarganya.
Hingga akhirnya tadi malam, aku mendapatkan nomornya dari sepupuku, saudara perempuannya.
Dan kami pun berbincang, sampai larut malam. Dia belum berubah, selama 7 tahun tidak bertemu, bang Candra masih sosok abang yang bijaksana, rajin, dan dewasa. Aku mendapat banyak pelajaran dari abangku ini, sukses ya bang!! mudah-mudahan rencana pulang kampung bukan Desember nanti bisa terlaksana.
Saat berada di kampung iting, maka kami akan diajak ikut ke Ladang, mencari kayu bakar, mencari ikan di sungai, bahkan diajari bercocok tanam. Hampir semuanya bisa dikerjakan oleh bang Candra, mulai memanjat pohon jambu air yang tinggi, membuat kandang ayam, memperbaiki alat-alat yang rusak, sampai mengangkat air dari sungai untuk keperluan dapur.
Sebagai seorang abang, bang Candra juga termasuk abang yang sangat baik menurutku. Aku yang sering ngambek minta pulang saat iting mulai cerewet, selalu bisa dihibur dan dibujuknya dengan segala cara, hingga akhirnya akupun luluh.
Pernah bertengkar?
sering, bang Candra akan sangat marah jika aku mengatakan dia cocok dengan "^%&$#". Anak perempuan sebaya dengannya, entah mengapa dia sangat tidak menyukainya. Dia akan segera memelintir tanganku, sampai aku berteriak minta ampun! dan berjanji tidak mengulanginya,
tapi ada juga seorang kakak di kampung itu yang diam-diam disukai bang Candra dan...akhirnya kini menjadi istrinya *selamat !!
Kini, sudah lebih dari 7 tahun, kami tidak pernah lagi bertemu. Semenjak aku masuk kuliah pada tahun 1999, kami seperti kehilangan kontak. Hanya kabar - kabar yang kudengar dari iting, kalau sekarang Bang Candra sudah menetap di Riau bersama keluarganya.
Hingga akhirnya tadi malam, aku mendapatkan nomornya dari sepupuku, saudara perempuannya.
Dan kami pun berbincang, sampai larut malam. Dia belum berubah, selama 7 tahun tidak bertemu, bang Candra masih sosok abang yang bijaksana, rajin, dan dewasa. Aku mendapat banyak pelajaran dari abangku ini, sukses ya bang!! mudah-mudahan rencana pulang kampung bukan Desember nanti bisa terlaksana.
Tuesday, January 02, 2007
my niece
Rasanya baru kemarin,
dia bermain- main di pangkuanku, memainkan jari telunjukku dengan jari-jarinya yang mungil, sambil berceloteh “ta—ta—pa---pa---“.
Rasanya baru sebentar,
saat ia menatapku dengan matanya yang bening, seolah memintaku untuk mengajaknya berjalan-jalan.
Aku masih ingat saat,
ia tertawa ketika kucium lehernya, atau menarik rambutku saat ia merasa bosan.
bernyanyi dengan bahasanya sendiri, -- karena hanya dia yang tahu artinya, dan ketika ia belajar mengucapkan kata “ pak tengah” untukku.
Semua kepolosannya, keluguannya, selalu membuatku rindu untuk memeluknya walau hanya sebentar.
....
Semalam…
Aku kembali bertemu dengannya, banyak sekali yang sudah berbeda.
Aku tidak sanggup lagi untuk memangkunya, -- dia sudah duduk di kelas 2 SD
tidak ada lagi kata “ta—ta—pa---pa---“ keluar dari mulutnya,- sudah berganti dengan lagu-lagunya “Radja”
dan acara kartun di TV lebih menarik minatnya daripada jari telunjukku.
Satu hal yang tetap sama, aku masih rindu untuk selalu bisa memeluknya walau hanya sebentar!!
dia bermain- main di pangkuanku, memainkan jari telunjukku dengan jari-jarinya yang mungil, sambil berceloteh “ta—ta—pa---pa---“.
Rasanya baru sebentar,
saat ia menatapku dengan matanya yang bening, seolah memintaku untuk mengajaknya berjalan-jalan.
Aku masih ingat saat,
ia tertawa ketika kucium lehernya, atau menarik rambutku saat ia merasa bosan.
bernyanyi dengan bahasanya sendiri, -- karena hanya dia yang tahu artinya, dan ketika ia belajar mengucapkan kata “ pak tengah” untukku.
Semua kepolosannya, keluguannya, selalu membuatku rindu untuk memeluknya walau hanya sebentar.
....
Semalam…
Aku kembali bertemu dengannya, banyak sekali yang sudah berbeda.
Aku tidak sanggup lagi untuk memangkunya, -- dia sudah duduk di kelas 2 SD
tidak ada lagi kata “ta—ta—pa---pa---“ keluar dari mulutnya,- sudah berganti dengan lagu-lagunya “Radja”
dan acara kartun di TV lebih menarik minatnya daripada jari telunjukku.
Satu hal yang tetap sama, aku masih rindu untuk selalu bisa memeluknya walau hanya sebentar!!
Tuesday, June 06, 2006
bening

BENING...
aku memilih kata ini untuk blog-ku, karena aku berharap dalam blog ini, aku bisa menjadi diriku sepenuhnya, tanpa ada kepura-kepuraan. Seperti air yang bening, kita bisa melihat apa yang ada di dalamnya, tidak ada yang tersembunyi di sana. Beningnya air, dalam opini-ku, memberikan suatu kesejukan, kedamaian, kesegaran, (sulit untuk mengungkapkan, tapi mudah untuk merasakannya) .
Semoga, mereka yang membaca, juga merasakan hal yang sama, seperti aku yang merasakan bagaimana arti sebuah kata "bening" di hidupku.
Label:
My Family,
My Friends,
My Self
Subscribe to:
Posts (Atom)