Ingatan tentang raut wajah
ketakutan dari seorang wanita tua itu tak juga mau pergi dari pikiranku walau
sekejab. Masih teringat jelas bagaimana ucapannya tercekat saat mendengar bentakan yang tak kunjung berhenti
kepadanya. Bibir yang terlihat kering dan pecah itu hanya bisa tertutup rapat,
karena ia terlalu takut untuk bersuara. Hanya gumaman meminta maaf terdengar
sayup, tak sanggup lagi menahan tubuhnya yang bergetar hebat ia pun terduduk di
tikar tempatnya tidur sehari-hari. Seperti belum puas lelaki itu kembali
menendang pintu tepat di depan wanita itu, seolah amarahnya belum reda karena
terbangun subuh hari ini. Ia marah karena mendengar suara berisik dari kamar
mandi mereka. Ini masih terlalu pagi
untuknya, hingga akhirnya ia tak mampu menahan rasa marahnya.
Yang aku ingat ia hanya
tertunduk, meratapi kesalahannya …sungguh ia tak bermaksud membuat suasana
kacau pagi ini. Ia merasa bodoh, lemah dan tak berguna. Ia terlalu takut
mengangkat wajahnya bahkan menangis pun ia sudah tak sanggup. Sudah terlalu
sering jiwanya terguncang semenjak ditinggal mati suaminya 4 tahun yang lalu. Dan
pagi ini, ia kembali harus merasakannya, yang dapat ia lakukan hanya berdoa
memanggil nama Tuhannya yang tak pernah jauh darinya. Lelaki itu….dengan
bersungut-sungut kembali ke kamarnya mencoba meneruskan tidurnya yang terganggu
sesaat. Dan kembali keluar, sambil berteriak “aku ingin tidur!, ada apa denganmu??!” dan membanting gelas
minuman yang ada di tangannya. “maaf nak,
semua ini salahku” terbata wanita tua itu berharap amarah itu segera
lenyap.
Pagi ini aku terbangun, tidak ada
roti dan minuman yang selama ini selalu tersedia sebelum aku berangkat kerja. Tidak
ada suara wanita itu, untuk mengingatkan sarapan tempat tidurnya juga sudah
rapi…keranjang lusuh tempat bekalnya jika pergi ke ladang juga masih di sana. Pasti
ia masih takut, bertemu dengan lelaki itu pagi ini, kejadian semalam terlalu
traumatis untuknya. Ia hanya perlu menenangkan diri, mengobati luka hati itu
sendiri. Semoga waktu bisa menyembuhkannya.
Aku memanggil wanita tua itu Ibu dan lelaki pemarah itu adalah aku….
No comments:
Post a Comment