Hampir setahun sudah, aku selalu makan di tempat ini. Tidak heran jika, aku pun sudah begitu akrab dengan pemiliknya dan seorang karyawannya, bahkan dengan balita, anak si pemilik yang selalu malu-malu saat kusapa.
Dan tulisan ini, tentang “cerita cinta” :( sang karyawan dengan kekasihnya.
Malam itu seperti biasa, sepulang dari kantor, aku singgah untuk makan malam, karena masih mati lampu aku memutuskan untuk menunggu listrik hidup kembali setelah makan, daripada di kost yang pasti gelap gulita dan bengong sendirian. Ketika melihatku sudah selesai dengan makan malamku, si abangpun menghampiri, sambil berkata
“Bang…sudah putus kami!”
“Hah?”
“Iya Bang, ternyata semudah membalikkan tangan saja aku dibuatnya!”
“Kok bisa?” tanyaku
3 hari sebelumnya, kami sempat berbicara tentang kisah cintanya. Dimana dia pertama kali bertemu, apa yang membuatnya tertarik, dan cara dia mengatakan cinta pertama kali. Selama 2 setengah tahun berpacaran, si abang ini juga telah menemui orang tua si pujaan hati untuk mendapat ijin.
Apalagi menurut abang ini, sang kekasih juga mau menerima dia apa adanya, meskipun hanya bekerja sebagai seorang pelayan di sebuah rumah makan kecil.
Namun apa daya, semua itu harus berakhir saat si abang melihat si adek tersayang diantar pulang oleh laki-laki lain, saat berkunjung malam itu.
“Tak disapanya aku, Bang!”
“Oh ya?”
“Cem, tak kenal lagi dia aku, padahal kutanya baik-baik, darimana de,?”
“eh dia langsung masuk ke kamarnya, terus tidur”
“jadilah kami sama si cowok itu saling pandang” katanya lagi
“ehm..kamu pernah lihat pria ini sebelumnya?” tanyaku
“nggak bang, memang mukanya ganteng, pake motor
untuk selanjutnya, dia pun mulai berkeluh kesah, bagaimana sakitnya hatinya saat ini, karena perasaan sayang yang teramat sangat pada si pujaan hati.
Pernyataan terakhir darinya yang membuat aku tersedak ...
“bang, setelah kupikir-pikirkan semua perbuatannya, asal kubayangkan wajahnya, jadi wajah laki-laki kulihat wajahnya, hilang semua kecantikannya, jadi benci aku !”
“dasar mafia cinta!” katanya lagi
akupun hanya bisa menahan tawa, sambil mereka-reka rumit tidak ya mengganti seorang wajah perempuan menjadi wajah laki-laki dalam sebuah khayalan.
Ada yang pernah mengalami kisah seperti abang kita ini?!!
No comments:
Post a Comment