Wednesday, July 05, 2006

jerman oh jerman


Pagi ini mendung menggelayut di kota Medan, masih terlihat tanah yang basah karena hujan yang turun tadi malam. Mungkin suasana seperti ini juga yang sedang dialami oleh para warga Jerman, Saat Tim nasional Jerman (my favourite team ) kalah dalam semi – final World Cup FIFA 2006 melawan tim nasional Italia 0 – 2, kedua gol yang tercipta dalam perpanjangan waktu ini, tentu saja “memukul” bathin para pendukung tim panser (termasuk aku).

Betapa tidak, kesempurnaan yang hampir dicapai Jerman, harus kandas di tangan Italia. Kesempurnaan seperti yang dicapai oleh tim Perancis, pada Piala Dunia 1998, sukses sebagai tuan rumah sekaligus sukses sebagai kampiun. Kesuksesan yang akan menjadi sebuah kebanggaan yang tak ternilai.

Jika warga Jerman pernah mendengar sebuah lagu Krisdayanti , jika Tuhan mau begini, robahlah semua jadi yang kumau…(agar lebih dalam artinya, mungkin dinyanyikan dalam bahasa Jerman )

So what did I get from this?
ketika apa yang terjadi tidak sesuai dengan yang kita harapkan, padahal menurut kita jika hal itu terjadi, pasti akan menjadi sesuatu yang sempurna. Maka sering perasaan kecewa yang muncul dalam jiwa.

Wajar, tetapi apakah semuanya memang harus terjadi seperti yang kita mau? Dan kalau bukan seperti yang kita mau, apakah hidup kita berhenti sampai di situ?

Tapi ternyata tidak, dari sejarah dunia dan iman kita, telah terbukti ada sebuah “Tangan” yang telah mengatur segala sesuatunya dengan sempurna dalam dunia ini. Tidak selamanya, apa yang kita ingini terjadi dalam hidup kita, adalah yang ‘terbaik’ untuk kita.

For, Ballack

No comments: